Kunjungan Perdana Meta, TikTok, YouTube, dan X Dijadwalkan Pekan Ini

Pertemuan Penting dengan Pemerintah Indonesia

Jakarta, 28 Agustus 2025 – Empat raksasa teknologi dunia, yakni Meta, TikTok, YouTube (Google), dan X (Twitter), dijadwalkan akan melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada pekan ini. Kunjungan ini menjadi momentum penting pertama kalinya setelah pemerintah menegaskan tuntutan agar platform digital lebih tegas dalam menangani konten negatif, hoaks, hingga deepfake yang marak di ruang publik.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menyatakan bahwa pertemuan tersebut akan menjadi forum evaluasi sekaligus penentuan komitmen.

“Kami ingin mendengar langsung rencana konkret mereka, bukan hanya janji. Indonesia punya 210 juta pengguna internet, jadi tidak bisa dianggap remeh,” tegasnya.

Agenda Pertemuan

Dalam agenda resmi, pertemuan akan membahas:

  1. Penanganan konten berbahaya: hoaks, ujaran kebencian, dan provokasi politik.
  2. Teknologi deteksi deepfake yang semakin meresahkan.
  3. Transparansi algoritma dan moderasi konten berbahasa Indonesia.
  4. Kerja sama literasi digital dengan pemerintah dan komunitas lokal.

Selain itu, pemerintah juga akan menyinggung soal kewajiban pajak perusahaan digital yang beroperasi di Indonesia.

Latar Belakang Kunjungan

Tekanan terhadap perusahaan teknologi global semakin besar setelah kasus video deepfake Sri Mulyani viral dan memicu keresahan publik. Ditambah dengan fenomena TikTok Live yang digunakan untuk memobilisasi massa demonstrasi, pemerintah menilai regulasi baru harus segera ditegakkan.

Kunjungan ini diinisiasi setelah Presiden Prabowo menginstruksikan agar Indonesia menjadi pelopor regulasi digital di Asia Tenggara.

Respons dari Perusahaan Teknologi

  • Meta menyatakan siap menambah tim moderator konten berbahasa lokal di Indonesia.
  • TikTok berjanji meningkatkan transparansi algoritma dan bekerja sama dengan Kominfo dalam deteksi provokasi.
  • YouTube akan memperkuat kerja sama fact-checking dengan media independen di Indonesia.
  • X (Twitter) yang kini lebih longgar dalam moderasi konten berjanji tetap mendukung aturan lokal, meski pengamat meragukan konsistensinya.

Pandangan Pengamat

Pengamat digital dari Universitas Airlangga, Denny Prasetyo, menilai kunjungan ini bisa menjadi momen krusial.

“Indonesia adalah pasar besar. Jika pemerintah berani menekan, perusahaan-perusahaan ini harus mengikuti aturan, atau berisiko dibatasi aksesnya,” jelasnya.

Namun, ia juga mengingatkan agar regulasi tidak berubah menjadi alat pembatasan kebebasan berekspresi.

Implikasi Regional

Kunjungan ini juga dipantau oleh negara-negara tetangga di ASEAN. Indonesia bisa menjadi contoh bagaimana sebuah negara besar di kawasan menegosiasikan regulasi digital dengan perusahaan global. Jika berhasil, standar baru bisa diadopsi di tingkat regional.

Kesimpulan

Kunjungan Meta, TikTok, YouTube, dan X ke Indonesia pekan ini akan menjadi titik balik hubungan antara pemerintah dan raksasa teknologi. Pertanyaannya: apakah mereka benar-benar siap berubah, atau sekadar memberi janji manis untuk meredakan tekanan?