Harga Cabai di Pasar Tradisional Anjlok, Petani Gelar Aksi Protes

Jakarta, 2025 — Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Indonesia mengalami penurunan drastis dalam beberapa minggu terakhir. Di beberapa daerah, harga cabai rawit bahkan turun hingga hanya Rp15.000 per kilogram, jauh di bawah harga normal yang biasa berkisar Rp40.000–Rp60.000 per kilogram.


Dampak ke Petani

Anjloknya harga ini membuat banyak petani cabai merugi. Biaya produksi yang tinggi—mulai dari pupuk, bibit, hingga tenaga kerja—tidak sebanding dengan hasil penjualan. Kondisi ini memicu sejumlah petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggelar aksi protes dengan cara membagikan cabai gratis di jalan raya untuk menarik perhatian pemerintah.


Penyebab Turunnya Harga

Menurut analisis, ada beberapa faktor yang menyebabkan harga cabai jatuh:

  1. Panen raya serentak di berbagai daerah sehingga pasokan berlimpah.
  2. Distribusi tidak merata, membuat beberapa wilayah kelebihan stok.
  3. Turunnya daya beli masyarakat akibat kondisi ekonomi yang belum stabil.

Respon Pemerintah

Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan menyatakan sedang menyiapkan langkah darurat, antara lain:

  • Membuka jalur distribusi ke wilayah yang kekurangan pasokan.
  • Mendorong industri pengolahan makanan untuk menyerap hasil panen cabai.
  • Menawarkan program stabilisasi harga melalui koperasi dan Bulog.

Harapan Petani

Para petani berharap pemerintah bisa segera mengambil langkah konkret agar harga cabai kembali stabil. Jika tidak, dikhawatirkan banyak petani akan mengalami kerugian besar dan enggan menanam cabai di musim berikutnya.


Kesimpulan

Fenomena anjloknya harga cabai menunjukkan pentingnya manajemen distribusi dan tata niaga pangan di Indonesia. Diperlukan sinergi antara pemerintah, pelaku pasar, dan petani agar harga komoditas strategis seperti cabai tetap stabil dan menguntungkan semua pihak.